Inovatif - Tim Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan alat yang bisa mengekstraksi air laut menjadi air bersih siap minum. Inovasi ini dilakukan dalam rangka pengabdian pada masyarakat di Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Kegiatan ini dilakukan oleh dosen Oseanografi ITB dengan dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB.
Dalam pelaksanaannya, penelitian dipimpin oleh Dr.rer.nat. Rima Rachmayani, S.Si., M.Si.. Kemudian ada 3 dosen lainnya, yakni Prof. Dr.Eng. Nining Sari Ningsih, MS., dan Dr. Lamona Irmudyawati Bernawis, M.Sc., dari Oseanografi ITB, serta Dr. Dyah Wulandari Putri, S.T., M.T., dari Teknik Lingkungan ITB.
Selain itu, kegiatan ini juga menggandeng beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian 2020.
Adapun pengabdian tersebut mengangkat judul "Pembuatan Komodorosis (Seawater Extraction dengan Prinsip Reverse Osmosis) di Wilayah Pesisir Timur Indonesia."
Krisis Air Bersih di Kecamatan Komodo, NTT
Penelitian ini berangkat dari kondisi masyarakat di Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang dihadapkan dengan permasalahan krisis air bersih.
Bahkan terdapat kandungan kapur yang tinggi dalam sumur yang menjadi sumber air masyarakat setempat.
Oleh karena itu, tim ITB kemudian membuat inovasi alat bernama Komodorosis untuk membantu memproduksi air bersih.
"Komodorosis ini adalah alat yang digunakan untuk mengekstraksi air laut dengan menerapkan konsep reverse osmosis. Nama 'Komodo' kami ambil agar dapat merepresentasikan wilayah yang kami fokuskan, yakni di Kecamatan Komodo," terang ketua peneliti Dr.rer.nat. Rima Rachmayani, S.Si., M.Si., dikutip dari laman resmi ITB, Jumat (2/12/2022).
Untuk reverse osmosis yang dimaksud adalah proses pemisahan pelarut yang memiliki konsentrasi zat tinggi (air laut), melalui membran semipermeabel yang memiliki kerapatan nano mikron, ke zat yang memiliki konsentrasi lebih rendah (air tawar).
Sudah Melewati Tahap Pengujian
Dalam menyelesaikan alat tersebut, tim ITB sudah melakukan pengujian Komodorosis dengan menggunakan sampel air dari Pantai Ancol, Jakarta Utara dan Pantai Karangsong, Indramayu.
Total Dissolved Solids (TDS) yang terkandung mulanya mencapai 1.500 mg/L. Namun ketika dimasukkan ke dalam alat ini, TDS tersebut dapat ditekan hingga kurang dari 200 mg/L.
"Berdasarkan hasil pengujian di Laboratorium Kualitas Air Teknik Lingkungan ITB, jika diaplikasikan di Kecamatan Komodo, alat ini bisa berfungsi dengan baik dan dapat dihasilkan air bersih yang layak minum," papar Rima.
Pengujian di Wilayah NTT
Setelah pengujian dengan sampel air Pantai Ancol, tim pengabdian juga telah menyambangi langsung Kecamatan Komodo dan melakukan pengujian pada 23-25 Oktober yang lalu.
Didapati TDS di pesisir Labuan Bajo berkisar 700 mg/L dan setelah dimasukkan ke dalam Komodorosis, nilainya berkurang menjadi 70-100 mg/L saja.
"Hal ini sudah sesuai dengan standar baku mutu air minum yang ditetapkan oleh Permenkes," ungkap Rima.
Keunggulan Alat Komodorosis
Alat Komodorosis memiliki beberapa keunggulan di antaranya ada filter untuk menghalau UV, zat kapur, pasir, dan endapan.
Kemudian air yang dihasilkan juga tidak berasa dan berbau karena telah melewati karbon penyaring. Alat ini juga dikemas dalam bentuk dispenser dan memiliki pemanas di dalamnya, membuat air yang dihasilkan dapat langsung dikonsumsi.
Ke depannya, ketua tim pengabdian ITB berharap agar Komodorosis dapat dikembangkan lebih baik lagi.
"Semoga pengabdian masyarakat ini terus berkelanjutan dan kelak bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah yang juga tengah memerangi krisis air bersih," ujarnya